Berjualan secara online memang menjadi solusi terbaik untuk menambah penghasilan saat ini. Selain karena tidak perlu menyewa tempat dan bisa menjangkau pasar lebih luas, transaksi yang ditawarkan jadi lebih mudah.
Namun meskipun begitu, para penjual perlu mengetahui cara menentukan harga jual barang online yang tepat agar minim kerugian dan menghasilkan keuntungan berlipat. Ini termasuk analisis yang perlu dilakukan dalam riset pasar sebelum memulai bisnis.
Penentuan harga jual yang tepat tentu saja akan berpengaruh pada segala aspek bisnis yang dijalankan. Misalnya saja seperti jumlah kas masuk dan keluar, keuntungan penjual, biaya operasional dan lainnya.
Untuk mengetahui bagaimana penjelasan lanjut mengenai cara menentukannya, maka simak ulasan berikut ini:
Cara Menentukan Harga Jual Barang Online

1. Menghitung Biaya Produksi
Cara menentukan harga jual barang online yang pertama yaitu dengan melakukan perhitungan mengenai biaya produksi. Tentunya penjual perlu menghitung mulai dari harga bahan, perlengkapan seperti benang, lem karet, dan juga biaya jasa jahit. Tuliskan secara rinci di buku catatan agar biaya produksi bisa lebih terperinci dan tepat.
Namun apabila penjual merupakan seorang reseller, maka tidak perlu menghitung biaya produksi satu ini. Penjual hanya perlu menghitung harga satuan dan menambahkan ongkos kirim. Nantinya akan berpengaruh pada harga jual yang sudah lengkap dengan tambahan keuntungan.
2. Melakukan Markup Produk
Setelah mengetahui berapa total biaya produksi, cara menentukan harga jual barang online berikutnya adalah dengan melakukan markup produk. Dalam hal ini, kenaikan atau markup bisa ditentukan setidaknya menaikkan sekian persen dari biaya produk.
Misalnya saja apabila total biaya produksi sekitar Rp 10 rb, maka nantinya bisa di markup hingga 25% atau Rp 2.500. Sehingga harga yang diberikan adalah Rp 10rb + Rp 2.500= Rp 12.500 per produk setelah markup.
Gunanya melakukan markup ini adalah untuk menyiasati apabila terjadi ketidakstabilan harga bahan baku. Sehingga meskipun bahan mengalami kenaikan harga, tentunya keuntungan penjualan bisa tetap stabil dan minim kerugian.
Baca juga: Cara Menawarkan Produk
3. Memasukkan Upah Jasa Kerja
Tidak lupa pula masukkan biaya upah jasa kerja apabila melibatkan pegawai untuk membantu penjualan. Misalnya saja seperti jasa produksi, admin, dan lain sebagainya. Maka penjual bisa membayar upah dari keuntungan yang didapatkan.
Sehingga apabila tidak ingin mengganggu jumlah keuntungan yang didapatkan, maka masukkan upah pekerja pada setiap produk yang dijual. Misalnya jika upah atau gaji pegawai adalah Rp 2jt per bulan, perhitungannya adalah Rp 2 juta: 20 hari kerja= Rp 100.000 per hari. Setelah itu, hitung menjadi Rp 100.000 : 500 pcs= Rp 200.
Dari situlah diketahui bahwa upah pekerja yang ditambahkan di tiap produk yaitu sekitar Rp 200. Jadi, harga produk yang dijual adalah Rp 12.500 + Rp 200= Rp 12.700. Cukup mudah menghitungnya, bukan?
4. Menambahkan Keuntungan Sekian Persen
Selain upah pekerja, pastikan menambahkan keuntungan sekian persen pada tiap produk. Misalnya saja seperti 50% dari Rp 12.700, sehingga menjadi Rp 25.400. Namun hal ini harus disesuaikan tergantung tujuan yang akan dicapai. Penjual bahkan bisa pula memilih keuntungan lebih dari 60%, 70% atau 100% sekalipun.
5. Memasukkan Biaya Layanan E-Commerce
Apabila menjualnya secara online di marketplace atau E-Commerce, tentunya ada biaya tambahan yang harus di markup pada harga produk. Setiap E-Commerce pun memiliki biaya admin yang berbeda dan harus disesuaikan. Kisaran biaya biasanya mulai dari 1% – 5%, sehingga pastikan telah menghitungnya dengan benar agar tidak mengalami kerugian.
Nah itulah ulasan mengenai bagaimana cara menentukan harga jual barang online wajib diketahui oleh para penjual online. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan risiko kerugian dan bisa sekaligus mengembangkan bisnis sedikit demi sedikit. Namun pastikan tetap memberikan harga yang wajar dan tidak terlalu tinggi agar bisa dijangkau oleh para konsumen. Semoga bermanfaat.